Tips Fotografi Makanan Sederhana
Tadi malam salah seorang sobat Dapur menanyakan ke saya tips-tips untuk memotret makanan. Saya bukan expert, tapi satu hal yang saya kuasai adalah mengumpulkan tips di Internet :D. Dan tentu saja mempraktekkannya. Berikut adalah tips-tips yang sudah saya kumpulkan.
Untuk cahaya, natural light is the best
Dari berbagai sumber, baik personal maupun website terkenal, menyarankan bahwa cahaya matahari adalah sumber cahaya terbaik untuk makanan yang ingin kamu foto :D. Tapi jangan taruh makanan kamu langsung dibawah terik matahari, karena bayangannya bisa hilang. Taruh makanan di sebuah ruangan yang disinari penuh oleh matahari melalui jendela, karena cahaya mataharinya berpendar ke seluruh ruangan, menciptakan bayangan yang soft. Jadi, lebih baik foto di pagi/siang hari selagi matahari masih bersahabat :D
Jangan pakai flash-light (Blitz)
Kamera tidak perlu canggih untuk punya flash-light, tapi terkadang kita terlalu bersemangat untuk fitur yang satu ini :D. Lebih baik jangan pakai flash-light, karena cahaya yg dihasilkan umumnya satu arah dan sangat terang, sehingga membentuk bayangan yang sangat jelas pada makanan kamu. Natural light still the best.
Cahaya masih kurang? Pakai properti yang memantulkan cahaya
Seperti misalnya serbet putih, taplak meja putih, atau benda berwarna terang lainnya. Di kantor kami ada sebuah papan plastik berwarna putih yang bisa kamu dapatkan di toko peralatan kantor. Kami sering bawa kemana-mana untuk foto makanan yang akan dijual di Sedapur. Kalau tidak salah kisaran harganya Rp 15-30rb, seperti ini tampilannya:
Jangan langsung puas dengan satu sudut pengambilan gambar
Kesempatan untuk berfoto biasanya hanya sebentar. Jika di restoran, kamu hanya punya waktu sedikit sebelum makanannya keburu dingin :P. Dan cahaya matahari tidak selamanya bersahabat. Maka segera ambil foto dari berbagai sudut, mulai dari tegak lurus, miring, sampai horizontal. Dikira-kira saja.
Foto makanan secara utuh, tidak terpotong
Seringkali kita melihat foto makanan yang difoto pada satu bagian saja, misalnya ketika memotret makanan diatas piring, hanya separuh piring saja yang diambil.
Saran saya sebaiknya ambil foto secara menyeluruh. Karena jika kamu ingin memotret separuh piring saja, kamu bisa memotongnya dengan software foto editing seperti Picasa, Photoshop, Lightroom, dll. Sehingga ketika sewaktu-waktu kamu ingin mengambil bagian lain dari makanan tersebut, kamu tidak harus memotret ulang kembali :D.
Jika masih ada biaya, beli tripod kecil/sederhana
Foto yang diambil pada ruangan yang kurang disinari cahaya akan seringkali terlihat kabur (blurry). Tangan kita seringkali gemetar ketika harus memegang kamera dan menekan shutter di saat yang bersamaan. Tripod berfungsi untuk mengatasai masalah-masalah ini.
Bonus: Memotret proses memasak makanan untuk resep DapurMasak
Di website DapurMasak sobat Dapur bisa memperoleh resep-resep yang disertai foto cara pembuatan makanannya. Bagaimana cara mereka melakukan fotonya? Berikut tips-tipsnya:
- Tulis dahulu langkah-langkah memasak kamu, klik “Create Recipe” dan tulis langkah-langkah memasaknya tanpa disertai gambar. Kemudian klik “Save as Draft” untuk menyimpan resepmu. Langkah ini membantumu untuk menentukan step-step apa yang harus dipotret nantinya :)
- Minta bantuan seseorang untuk memotret, kamu tentunya tidak ingin mengotori perangkat memotretmu dengan bahan-bahan masakan :D.
- Berhenti memasak sesaat untuk pengambilan foto, jangan memotret ketika tangan sedang menguleg sambal. Selain bahannya tertutup cobek, tanganmu akan terlihat blur di kamera. Berhenti sejenak sambil tangan memegang cobek dan ambil foto.
- Jangan pakai blitz (flash-light), sekali lagi jangan pakai blitz. Apalagi ketika di kompor, karena bayangan panci/wajan akan memantul ke tembok.
0 komentar:
Posting Komentar