Senin, 04 Juni 2012

Info

Gara-gara Facebook, Banyak Anak Kabur dari Rumah?  

Jakarta - Kasus penipuan terhadap anak-anak melalui situs jejaring sosial Facebook menelan banyak korban. "Banyak laporan tentang anak-anak yang kabur dari rumah akibat pengaruh teman-temannya di Facebook," kata Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak Samsul Arifin kepada Tempo, Sabtu, 2 Juni 2012.

Misalnya saja, Nila, 13 tahun, gadis asal Cikampek yang menjadi korban penipuan via Facebook. Nila diiming-imingi pekerjaan oleh Kiki, 23 tahun, yang dikenalnya melalui situs jejaring sosial itu.

Alih-alih mendapatkan pekerjaan, Nila justru ditinggalkan di halte bus Cawang dan kehilangan handphone beserta dompet yang berisi uang tunai Rp 80 ribu yang dibawa oleh Kiki. Gadis cilik yang kebingungan itu akhirnya bisa pulang dengan selamat berkat surat jalan yang dibuat petugas kepolisian.

Nasib Nila sedikit lebih beruntung. "Banyak sekali korban yang mengalami pelecehan seksual ataupun terjebak dalam pergaulan bebas," kata Samsul.

Efek positif dan negatif dari Internet harus jadi perhatian orang tua. "Orang tua juga harus peduli terhadap aktivitas Internet anak mereka," kata dia.

Ada empat aspek yang harus diperhatikan untuk mencegah penipuan terhadap anak-anak melalui Internet. "Pertama, orang tua tidak boleh membiarkan anak-anaknya bermain situs jejaring sosial sendirian," ujar Samsul.

Kedua, orang tua harus memeriksa akses putra-putri mereka terhadap Internet melalui laptop atau ponsel.

"Ketiga, pengelola warnet harus mampu mendidik konsumennya untuk ber-Internet dengan sehat," kata Samsul. Terakhir, pemerintah wajib mensosialisasikan aktivitas Internet yang sehat.

sumber www.tempo.co

Fisika


foto
Shouryya Ray

Remaja Ini Pecahkan Soal Warisan Newton  

Berlin - Selama 350 tahun, ilmuwan abad lampau,  Sir Isaac Newton, meninggalkan pekerjaan rumah yang tak terpecahkan ilmuwan penerusnya. Namun di tangan Shouryya Ray, remaja berusia 16 tahun, teka-teki itu terjawab.

Ia kini dijuluki sebagai jenius baru setelah berhasil menyelesaikan soal warisan Newton ini. Saat ini, Ray masih duduk di bangku sekolah menengah di Dresden, Jerman.

Ia memecahkan dua teori dinamika partikel fisika dengan menggunakan komputer. Solusinya membuat para ilmuwan sekarang dapat menghitung jalur terbang dari bola yang dilemparkan dan kemudian memprediksi bagaimana hal itu akan mengenai dan memantul pada dinding.

Ray menemukan jawaban masalah itu dalam ajang wisata sekolah ke Dresden University, di mana profesor mengklaim problem Newton ini tak terpecahkan. Ia tertantang untuk mencari jawabannya saat itu juga.

"Aku hanya bertanya pada diriku, mengapa sampai tak bisa," katanya. "Aku pikir ini  hanya kenaifan anak sekolah. Aku tidak percaya ada persoalan yang tidak ada solusinya," tambahnya.

Shouryya sederhana mulai memecahkan persamaan rumit saat berusia enam tahun. Tetapi baik dirinya maupun keluarganya menolak dia dikatakan jenius.  ''Ada banyak hal lain di sekolah yang aku berharap bisa melakukannya lebih baik - sepak bola salah satunya," katanya.

sumber http://www.tempo.co